Hubungan Ilmu,
Agama Dan Filsafat
A.
PENDAHULUAN
Ilmu,
filsafat dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif dengan
manusia. Manusia dapat mencapai kebahagiaan bagi dirinya jika ada alat dan
tenaga utama yang membantunya. Ketiga alat dan tenaga utama yang ada dalam diri
manusia itu adalah akal pikir, rasa dan keyakinan.ilmu, filsafat dan agama
tidak dapat berkembang dan bergerak apabila ketiga alat dan tenaga utama manusia
ini tidak ada dalam diri manusia.
Ilmu
dan filsafat bekerja melalui akal pikir manusia. Jika ilmu berdasarkan akal
pikir manusia lewat pengalaman dan indra maka filsafat mendasarkan pada
otoritas akal murni secara bebas dalam penyelidikan terhadap kenyataan dan
pengalaman terutama dikaitkan dengan kehidupan manusia. Sedangkan agama
mendasarkan pada otoritas wahyu.
B.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian ilmu,
filsafat dan agama
seperti yang sudah kita
ketahui, ilmu dalam artian luas adalah pengetahuan ilmiah yang mempunyai ciri
obyektif, methodis, sistematis dan universal.ilmu
dan pengetahuan keberadaannya sangat
penting bagi hidup dan kehidupan manusia. Tidak boleh dipisahkan. Ilmu
membentuk daya intelegasi yang melahirkan keterampilan (skill). Sedangkan
pengetahuan membentuk daya moralitas keilmuan yang melahirkan tingkah laku
kehidupan manusia.
Mohammad Hatta membedakan ilmu
dan pengetahuan melalui pernyataannya “pengetahuan adalah pengetahuan yang di
dapat daripada pengalaman, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang didapat
dengan jalan keterangan”.
Jadi dalam penggunaan sehari-hari orang cukup hanya menyebut ilmu saja. Untuk
maksud ilmu pengetahuan. Karena ilmu artinya pengetahuan ilmiah.
Sedangkam Agama dapat diartikan
sebagai pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib (tuhan)
yang harus dipatuhi.
Agama juga dapat diartikan sebagai peraturan tentang cara hidup di dunia.
Jika dalam bahasa sanskerta
berasal dari kata a dan gama. Yaitu a berarti tidak dan gama berarti kacau.
Jadi kata agama berarti tidak kacau atau hidup menjadi lurus dan benar.
Pengertian agama merujuk kepada jalan atau cara yang ditempuh untuk mencari
keridhaan tuhan. Dalam agama itu ada sesuatu yang dianggap berkuasa, yaitu
tuhan, zat yang memiliki segala yang ada, yang berkuasa, yang mengatur seluruh
alam serta isinya.
Alasan mengapa orang beragama
adalah karena mempercayai adanya tuhan. Adapun syarat-syarat sebuah agama yaitu
:
1)
Kepercayaan kepada
tuhan
2)
Ritual
3)
Tuntunan atau
doktrin
4)
Kitab suci
5)
Ada nabi
Meskipun dalam pembahasan
yang sebelumnya telah dijelaskan
pengertian dari filsafat, dalam pembahasan kali ini akan lebih dijelaskan arti
dari filsafat. Filsafat sering kali dipandang
sebagai ilmu yang abstrak, padahal filsafat sangat dekat sekali dengan
kehidupan manusia.
Secara umum filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
mengkaji tentang masalah-masalah yang berkenaan dengan segala sesuatu secara
sungguh-sungguh guna menemukan hakikat yang sebenarnya.
Peran agama terhadap filsafat
ialah meluruskan filsafaat yang spekulatif kepada kebenaran yang mutlak yang
ada pada agama. Sedangkan peran filsafat terhadap agama adalah membantu
keyakinan manusia terhadap kebenaran mutlak itu dengan pemikiran yang kritis
dan logis.
filsafat yang sejati haruslah
berdasarkan pada agama. Apabila filsafat tidak berdasarkan pada agama dan
filsafat hanya semata-mata berdasarkan atas akal pikir saja,maka
filsafat itu tidak akan mendapatkan kebenaran yang objektif karena yang memberikan penerangan dan putusan
hanya akal pikiran. Akal pikiran manusia terbatas terutama mengenai hal yang
gaib maka filsafat yang hanya mendasarkan pada akal pikir saja tidak akan
memberikan kepuasan pada manusia.
2.
Relasi ilmu,
filsafat dan agama
Ilmu, filsafat dan agama adalah
hal yang dibutuhkan manusia untuk memudahkan kehidupannya. Manusia menggunakan
ilmu untuk menjelaskan alam fisik. Manusia memakai filsafat untuk mencari
hakikat yang sebenarnya. Sedangkan agama bagi manusia adalah pedoman dan
tuntunan hidup.
Untuk mengetahui hubungan ilmu,
filsafat dan agama terlebih dahulu akan dijelaskan persamaan ilmu, filsafat dan
agama. Ilmu,filsafat dan agama dalam beberapa hal berbeda, namun pada sisi
tertentu memiliki kesamaan. Persamaan tersebut terletak pada tujuannya. Agama,filsafat
dan ilmu bertujuan memberi ketenangan dan kemudahan bagi manusia.
Agama memberikan ketenangan dari segi batin karena adanya janji kehidupan
setelah mati, sedangkan ilmu memberi ketenangan dan sekaligus kemudahan bagi
kehidupan di dunia.dan filsafat memberikan hakikat kebenaran.
Dengan kata lain,ilmu
pengetahuan melalui metode ilmiahnya berupaya untuk mencari kebenaran. Metode
ilmiah yang digunakan dengan cara melakukan riset atau penyelidikan untuk
membuktikan atau mencari kebenaran tersebut. Filsafat dengan caranya tersendiri
berusaha menemukan hakikat sesuatu yang baik tentang alam, manusia, maupun
tentang tuhan. Sementara agama, dengan karakteristiknya tersendiri memberikan
jawaban atas segala persoalan asasi perihal alam, manusia dan tuhan.
Adapun kebenaran dari filsafat
dan ilmu adalah kebenaran akal. Namun kebenaran ilmu pengetahuan adalah
kebenaran positif (berlaku sampai saat ini),dan kebenaran filsafat adalah
kebenaran spekulatif (dugaan yang tidak dapat dibuktikan secara empiris, riset
dan eksperimen). Kebenaran ilmu dan filsafat
sering disebut dengan kebenaran yang relatif. sedangkan kebenaran
menurut agama adalah kebenaran wahyu atau kebenaran yang absolut. Karna agama
adalah wahyu yang diturukan oleh dzat yang maha besar, maha mutlak, dan maha
sempurna, yaitu Allah SWT. Baik ilmu maupun filsafat kedua-duanya dimulai
dengan sikap sanksi. Sedangkan agama dimulai dengan sikap percaya dan iman.
Dengan demikian, maka sejatinya
tanpa agama manusia telah dapat menemukan kebenaran, dan bahkan sudah mampu
menentukan adanya tuhan, yakni sesuatu diluar manusia yang bisa menentukan baik
buruknya kehidupan manusia.
Untuk mengetahui maksud dari
pernyataan tersebut kita bisa melihat contoh berikut. Dari yang telah kita
ketahui bahwa manusia sebelum adanya agama langit atau agama yang diturunkan
oleh tuhan, manusia sendiri telah memiliki agama ardhi atau agama bumi. Agama
bumi adalah agama yang merupakan hasil ciptaan murni akal manusia.
Dengan agama bumi inilah
manusia menentukan personifikasi tuhan, tata cara beribadah, bahkan menentukan
pula norma-norma mana yang baik dan mana yang buruk dihadapan tuhan ciptaan
manusia tersebut. Dengan demikian, jelas bahwa tanpa agama dan wahyu pada
dasarnya manusia sudah bisa menentukan kebaikan, kebenaran dan tuhan.
Contoh dari agama bumi adalah
agama-agama yang ada sebelum islam. Seperti kaum setelah nabi idris yang
menyembah wadd, suwwa’, yaguth yau’q dan nash. Mereka melakukan ritual
menyembah berhala. Mereka telah menentukan tuhan mereka. tapi untuk titik
terangnya nama-nama berhala tersebut adalah nama-nama dari khalifah pada masa
nabi idris.
Selanjutnya mengenai Bagaimana
hubungan ilmu, filsafat dan agama akan dijelaskan melalui ilustrasi berikut
ini.
Jika seseorang melihat sesuatu
kemudian mengatakan sesuatu tersebut, ia dikatakan telah memiliki ilmu
pengetahuan mengenai sesuatu. Karena pengetahuan adalah segala sesuatu yang
tergambar dalam pikiran manusia. Misalnya, ia melihat manusia, kemudian ia
mengatakan itu adalah manusia. Itu berarti ia telah memiliki pengetahuan
mengenai manusia. Jika ia melajutkan bertanya misalnya apa susunan tubuh
manusia itu. Maka akan diperoleh ilmu antropologi fisik.
Dari contoh tersebut kita akan
dapat membedakan ilmu (science) dan pengetahuan (knowledge) atau kesimpulan
yang dapat ditarik bahwa pengetahuan yang telah disusun atau disistemasi lebih
lanjut dan telah dibuktikan dan diakui kebenaranya disebut ilmu.
Selanjutnya jika ia terus
bertanya dan mempertanyakan hakikat manusia dibalik yang tampak maka akan
diperoleh filsafat. Maksudnya jawaban mengenai hakikaat manusia akan berupa
filsafat. Filsafat tidak lagi mempertanyakan apa susunan tubuh manusia namun ia
mempertanyakan hakikat manusia dibalik susunan tubuh dan dibalik kebudayaan
manusia tersebut, jawaban yang akan dikemukan bermacam-macam, diantaranya :
1)
Monisme, yang
berpendapat manusia terdiri dari satu asas. Jenis asas ini juga bermacam-macam.
Misalnya jiwa, materi, atom dan sebagainya. Hal ini menimbulkan aliran
spiritualisme, materialisme ratomisme.
2)
Dualisme,yang
mengajarkan bahwa manusia terdiri atas dua asas yang masing-masing tidak
berhubungan satu sama lain. Misalnya jiwa-raga. Antara jiwa dan raga tidak
terdapat hubungan.
3)
Triadisme, yang
mengajarkan bahwa manusia terdiri dari tiga asas, misalnya badan, jiwa dan roh.
4)
Pluralisme, yang
mengajarkan bahwa manusia terdiri dari banyak asas, misalnya api, udara, air
dan tanah.
Agama dapat membantu memberi
jawaban terhadap problem yang tidak dapat dijangkau dan dijawab oleh ilmu dan
filsafat. Itu bukan berarti agama diluar rasio. Bahkan agama mendorong agar
manusia memiliki sikap hidup yang rasional. Bagaimana manusia menjadi manusia
yang dinamis, yang senantiasa bergerak, yang tak cepat puas dengan perolehan
yang sudah ada di tangannya, untuk lebih mengerti kebenaran dan untuk lebih
mencintai kebaikan.
Hampir semua kitab suci
menganjurkan umatnya untuk menuntut ilmu, dengan demikian dapat dikatakan bahwa agama medorong umatnya untuk menuntut
ilmu. Agama dan ilmu sama-sama menjelaskan mengenai peristiwa alam, seperti
gempa bumi dan banjir. Dalam konteks agama, gempa bumi adalah cobaan tuhan dan
sekaligus rancangan-Nya tentang alam secara keseluruhan. Oleh karena itu,
manusia harus bersabar atas cobaan tersebut dan mencari hikmah yang terkandung
dalam setiap bencana. Sedangkan menurut ilmu, gempa bumi terjadi akibat geseran
lempeng bumi atau tersumbatnya lava gunung berapi. Oleh karena itu, para
ilmuwan harus mencari ilmu dan teknologi untuk mendeteksi kapan gempa bumi akan
terjadi dan bahkan kalau perlu mencari cara megatasinya.
Hubungan filsafat dan agama
dalam konteks ilmu pengetahuan bisa dibilang mutual.nilai-nilai
agama banyak sekali yang mengandung informasi atau paling tidak inspirasi untuk
berkembangnya filsafaat dan ilmu pengetahuan. Sebaliknya, pendekatan, metode
dan cara berpikir filsafat bisa digunakan untuk memahami sekaligus
mengembangkan ilmu serta cara penafsiran teks-teks keagamaan sehingga menjadi lebih
kompherensif untuk dipahami.
Sedangkan hubungan filsafat
dengan ilmu sudah sangat jelas. Karena filsafat merupakan induk dari segala
ilmu pengetahuan dan objek filsafat pun adalah ilmu itu sendiri. Dengan begitu
filsafat memiliki cabang-cabang atau bagian-bagian yang lebih kecil.
Semua masalah yang terjadi
tidak semua dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan
manusia itu terbatas. terutama bagi subjek, objek dan metodologinya. Lantas
dijawab oleh filsafat, jawaban filsafat sifatnya spekulatif dan juga
alternnatif bagi suaatu masalah asasi yang terdapat pelbagai jawaban dari
filosof sesuai dengan titik tolaknya.
Agama memberi jawaban tentang
banyak soal asai yang sama sekali tidak
terjawab oleh ilmu yang dipertanyakan, namun tidak terjaawab secara bulat oleh
filsafat. Akan tetapi tidak semua persoalan manusia terdapat jawabannya dalam
agam. Seperti persoalan mengenai jalan kendaraan.
Hubungan lain adalah filsafat
identik dengan ilmu pengetahuan, sebagaimana juga filosof identik dengan
ilmuwan. Objek materi ilmu adalh alam dan manusia, dan objek material filsafaat
adalah alam, manusia dan tuhan. Sedangkan objek kajian agama adalah tuhan.
C.
PENUTUP
Ada tiga alat dan tenaga utama
yang dimiliki manusia dan ketiganya itu saling terkait antara satu dengan yang
lain. Ketiga alatdan tenaga utama manusia tersebut adalah akal pikir, rasa dan
keyakinan. Ketiga inilah yang menjalankan ilmu, filsafat dan agama.
Akal pikiran manusia sebagai
daya gerak dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan filsafat. Sedangkan keyakinan
menjadi daya gerak agama. Ilmu diperoleh melalui akal pikiran manusia dari
empiris dan riset (indra). Filsafat mendasarkan kepada otoritas akal murni
secara bebas. Sedangkan agama mendasarkan pada otoritas wahyu.
Dengan demikian antara ilmu,
filsafat dan agama dapat saling mengisi dan saling melengkapi. Sehingga menjadi
lengkaplah kebutuhan manusia untuk memahami keberadaan alam, manusia dan tuhan.
Komentar
Posting Komentar