Entri yang Diunggulkan

Pengertian Filsafat, Persamaan dan Perbedaan Berfikir Biasa dan Berfikir Filsafat, Jenis-Jenis Filsafat.

 Pengertian Filsafat, Persamaan dan Perbedaan Berfikir Biasa dan Berfikir Filsafat, Jenis-Jenis Filsafat.       1.     Pendahuluan Ada dua unsur yang mewarnai dunia. Unsur tersebut ialah agama dan filsafat. Agama dan filsafat merupakan pandangan hidup bagi manusia. Agama yaitu peraturan tentang cara hidup, sedangkan filsafat pokok dalam pengetahuan yang berasal dari akal manusia. Orang yang pertama kali menggunakan akal secara serius ialah thales (624-546 SM ). Ia digelari sebagai bapak filsafat. Karena ia mengajukan pertanyaan Arche dari dari alam semesta. Adapun hasil kerja akal yang mulai mengagetkan manusia awam pertama kali dilontarkan oleh heraklitus (500-an SM). Ia mengatakan yang sungguh-sungguh ada, yang hakikat ialah gerak dan perubahan.Lalu filosof lain, parmanides membuktikan bahwa yang hakikat, yang sungguh-sungguh ada ialah diam, tetap,tak berubah, tak bergerak. Pada zaman yunani, filsafat muncul disebabkan ol...

Tuhan dan Ayat-Ayatnya, beserta Ciptaanya Sebagai Sumber Ilmu



Tuhan dan Ayat-Ayatnya, beserta Ciptaanya Sebagai Sumber Ilmu
1.    PENDAHULUAN
Sebelum islam datang dalam masyarakat arab berada dalam keterbelakangan, zaman kegelapan dengan kepercayaan paganisme dan pemujaan dewa-dewa. Pada masa ini pertumbuhan ilmu belum tampak. Namun, pada saat itu masyarakat alam sudah mulai memahami dasar-dasar pengetahuan sedikit mengenai ilmu bumi, sejarah, dan suku-suku di wilayahnya.
Perubuhan cepat mulai terjadi sejak islam datang sebagai agama yang membawa pembaruan, baik mengenai pemikiran maupun sikap hidup. Perkembangan ilmu berangsur-angsur mulai dirasakan dengan berpedoman pada wahyu yang diturunkan kepada rasulullah saw. Ilmu pertama yang diajarkan tuhan ialah membaca dan memahami perihal alam semesta.
2.    PEMBAHASAN
Tuhan dan ayat-ayat-Nya beserta ciptaannya sebagai sumber ilmu. Maksud dari pernyataan tersebut yaitu ayat-ayat tuhan beserta ciptaannya dapat dijadikan oleh manusia sebagai sumber ilmu pengetahuan dan terus dikembangkan oleh manusia untuk mempermudah manusia itu sendiri dalam menjalani masa kemasa.
Semenjak nabi muhammad saw. Menerima wahyu pertama dimulai dengan kata iqra’ yang berarti bacalah, merupakan kata kunci dari ayat-ayat berikutnya , yakni membaca bukan hanya berkenaan dengan makna yang ada dalam setiap ayat melainkan juga membaca perihal alam semesta, memikirkan segala sesuatu ciptaan tuhan.
Membaca dan memikirkan alam jagat raya bukan sekedar untuk memahami tetapi untuk membangun kehidupan yang damai dan mnegagungkan kebesaran tuhan.
Jadi kesimpulan dari pernyataan-pernyataan tersebut ialah Allah adalah guru yang sesungguhnya tuhan yang memberikan wahyu kepada nabi muhammad saw. Untuk mengajarkan manusia ke dalam ajaran islam. Ajaran islam sebagai wahyu berisi tuntunan atau pedoman bagi manusia dalam seluruh aspek kehidupannya, sistem kepercayaan, sosial/kemasyarakatan, dan ilmu pengetahuan.
Ayat-ayat tuhan dan ciptaanya sebagai sumber ilmu itu dapat kita lihat pada surat al-‘alaq ayat 1 :
ﺍﻗﺮﺮﺃﺑﺴﻡﺭﺑﻚﺍﻟﺫﻱﺨﻟﻕ﴿١﴾
Artinya :
bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang telah menciptakan”
Bacalah dengan nama tuhanmu, yang merupakan sebuah petunjuk untuk menggunakan akal pikiran dalam kehidupan, baik mengenai hubungan manusia dengan penciptanya (hablum minallah), hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas), dengan dirinya sendiri, maupun dengan lingkungan hidup disekitarnya.[1]
Ajaran islam mendorong manusia untuk memahami realitas, seperti yang diwahyukan kepada nabi muhammad saw. Yang terdapat dalam al-qur’an dari penciptaan alam raya sampai pada hal yang menyangkut proses kelahiran manusia melalui perubahan sel telur oleh sperma. Salah satu ayat yang menyebutkan hal tersebut yakni Q. S. Al-baqarah ayat 164 :
Artinya :
sesungguhnya dalam pencipaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang, dan bahtera yang berlayar dilaut membawa apa yang berguna bagi manusia , dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu dia hidupkan dengan bumi sesudah mati (keringnya) dan dia sebarkan dibumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-tanda keesaan dan kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkan”.
            Seberapapun tingginya ilmu pengetahuan manusia yang telah dicapai itu tidaklah sebanding dengan besar dan luasnya alam semesta raya. Masih banyak hal yang belum diketahui manusia, kalau dibandingkan dengan apa yang sudah diketahuinya karena “ Allah maha mengetahui apa-apa yang ada diantaranya”.[2]
Berapapun ahli dan tingginya pengetahuan seseorang, ia tidak bisa menjelaskan bagaimana rahasia perkembangan sebuah sel yang begitu halus sampai menjadi manusia, atau menjadi binatang atau kayu-kayuan.
Dalam surat az-zumar ayat 9 dikatakan :
Artinya :
katakanlah , apakah sama orang-orang yang mengetahui  (berilmu) dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berkallah yang dapat menerima pelajaran”

            Dalam ayat ini dijelaskan bahwa kedudukan orang-orang yang berilmu tidaklah sama dengan orang-orang yang tidak berilmu.
            Adapun ayat yang serupa yaitu surat ali imran ayat 161-162 :
Artinya :
sesunggunhya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.”
yaitu orang-orang yang mengingat allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) ya tuhan kami tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia, maha suci engkau, maka lindungilah kami dari siksa neraka”
            Kandungan ayat diatas yaitu, bagi orang-orang yang berakal semua ciptaan tuhan merupakan tanda-tanda bagi mereka untuk mengembangkan suatu ilmu. Seperti penciptaan langit manusia dapat mewujudkan ilmu perbintangan yang ternyata sangat dibutuhkan oleh manusia.
Dengan ayat al-qur’an dan didukung oleh hadis dapat dikatakan bahwa islam adalah agama yang sangat menganjurkan untuk mengembangan ilmu untuk kepentingan dan kemajuan peradaban.
            Wahyu yang disampaikan kepada nabi saw. Berupa petunjuk dan pedoman hidup. Hanya sangat disayangkan adanya pemikir orientalis yang mendakwa ajaran islam dengan mengatakan bahwa nabi saw. Tidak menerima wahyu dari Allah swt. Tetapi beliau sedang dihinggapi penyakit ayan, namun tuduhan ini tidak masuk akal karena hanya untuk menggoyahkan kepercayaan umat islam.
            Sejak masa nabi muhammad saw. Sampai dengan masa khulafaurrasyidin ilmu pengetahuan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. [3]namun, semua itu merupakan milik Allah swt. Yakni pemilik langit dan bumi beserta segala isinya.









           







3.    PENUTUP
Dalam kisah nabi musa a.s. nabi musa pernah menaiki perahu bersama nabi khidir, tiba-tiba seekor burung kecil diujung perahu itu meminum air laut, lantas nabi khiddir berkata kepada nabi musa : “air yang diminum burung tadi adalah kadar pengetahuan manusia, sedangkan air laut yang masih tinggal itu adalah kadar pengetahuan Allah”.
Begitulah nabi khiddir mengumpamakan pengetahuan manusia, meskipun ilmu pengetahuan yang dicapai manusia saat ini sudah besar namun, itu tidak sebanding dengan pengetahuan Allah yang pada hakikatnya pemilik alam semesta. Manusia mendapatkan ilmu pengetahuan melalui wahyu tuhan. Melalui wahyu itulah manusia dituntun agar menjadi makhluk yang mengetahui dan memahami alam semesta.


[1]Aceng Rahmat, filsafat ilmu lanjutan. kencana prenada media group, jakarta, 2011, cet 1, hal 63.
[2]Burhanuddin Salam, filsafat manusia (antropologi metafisika), PT. Bumi aksara, jakarta, 1998. Cet ke-2 hal 148.
[3]Aceng Rahmat, filsafat ilmu lanjutan. kencana prenada media group, jakarta, 2011, cet 1, hal 64.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengertian Filsafat, Persamaan dan Perbedaan Berfikir Biasa dan Berfikir Filsafat, Jenis-Jenis Filsafat.

Etimologi Konsep Tentang Ilmu (Science), Pengetahuan (Knowledge), dan Scientific Knowledge serta Logika Dan Dogma

MAKALAH RUANG LINGKUP STUDI ISLAM