Tuhan dan Ayat-Ayatnya, beserta
Ciptaanya Sebagai Sumber Ilmu
1.
PENDAHULUAN
Sebelum
islam datang dalam masyarakat arab berada dalam keterbelakangan, zaman
kegelapan dengan kepercayaan paganisme dan pemujaan dewa-dewa. Pada masa ini
pertumbuhan ilmu belum tampak. Namun, pada saat itu masyarakat alam sudah mulai
memahami dasar-dasar pengetahuan sedikit mengenai ilmu bumi, sejarah, dan
suku-suku di wilayahnya.
Perubuhan
cepat mulai terjadi sejak islam datang sebagai agama yang membawa pembaruan,
baik mengenai pemikiran maupun sikap hidup. Perkembangan ilmu berangsur-angsur
mulai dirasakan dengan berpedoman pada wahyu yang diturunkan kepada rasulullah
saw. Ilmu pertama yang diajarkan tuhan ialah membaca dan memahami perihal alam
semesta.
2.
PEMBAHASAN
Tuhan
dan ayat-ayat-Nya beserta ciptaannya sebagai sumber ilmu. Maksud dari
pernyataan tersebut yaitu ayat-ayat tuhan beserta ciptaannya dapat dijadikan
oleh manusia sebagai sumber ilmu pengetahuan dan terus dikembangkan oleh
manusia untuk mempermudah manusia itu sendiri dalam menjalani masa kemasa.
Semenjak
nabi muhammad saw. Menerima wahyu pertama dimulai dengan kata iqra’ yang
berarti bacalah, merupakan kata kunci dari ayat-ayat berikutnya , yakni membaca
bukan hanya berkenaan dengan makna yang ada dalam setiap ayat melainkan juga
membaca perihal alam semesta, memikirkan segala sesuatu ciptaan tuhan.
Membaca
dan memikirkan alam jagat raya bukan sekedar untuk memahami tetapi untuk
membangun kehidupan yang damai dan mnegagungkan kebesaran tuhan.
Jadi
kesimpulan dari pernyataan-pernyataan tersebut ialah Allah adalah guru yang
sesungguhnya tuhan yang memberikan wahyu kepada nabi muhammad saw. Untuk
mengajarkan manusia ke dalam ajaran islam. Ajaran islam sebagai wahyu berisi
tuntunan atau pedoman bagi manusia dalam seluruh aspek kehidupannya, sistem
kepercayaan, sosial/kemasyarakatan, dan ilmu pengetahuan.
Ayat-ayat
tuhan dan ciptaanya sebagai sumber ilmu itu dapat kita lihat pada surat
al-‘alaq ayat 1 :
ﺍﻗﺮﺮﺃﺑﺴﻡﺭﺑﻚﺍﻟﺫﻱﺨﻟﻕ﴿١﴾
Artinya
:
“
bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang
telah menciptakan”
Bacalah
dengan nama tuhanmu, yang merupakan sebuah petunjuk untuk menggunakan akal
pikiran dalam kehidupan, baik mengenai hubungan manusia dengan penciptanya
(hablum minallah), hubungan dengan sesama manusia (hablum minannas), dengan
dirinya sendiri, maupun dengan lingkungan hidup disekitarnya.
Ajaran
islam mendorong manusia untuk memahami realitas, seperti yang diwahyukan kepada
nabi muhammad saw. Yang terdapat dalam al-qur’an dari penciptaan alam raya
sampai pada hal yang menyangkut proses kelahiran manusia melalui perubahan sel
telur oleh sperma. Salah satu ayat yang menyebutkan hal tersebut yakni Q. S.
Al-baqarah ayat 164 :
Artinya
:
“sesungguhnya dalam pencipaan langit dan bumi
dan silih bergantinya malam dan siang, dan bahtera yang berlayar dilaut membawa
apa yang berguna bagi manusia , dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa
air, lalu dengan air itu dia hidupkan dengan bumi sesudah mati (keringnya) dan
dia sebarkan dibumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-tanda keesaan dan
kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkan”.
Seberapapun tingginya ilmu
pengetahuan manusia yang telah dicapai itu tidaklah sebanding dengan besar dan
luasnya alam semesta raya. Masih banyak hal yang belum diketahui manusia, kalau
dibandingkan dengan apa yang sudah diketahuinya karena “ Allah maha mengetahui apa-apa yang ada diantaranya”.
Berapapun
ahli dan tingginya pengetahuan seseorang, ia tidak bisa menjelaskan bagaimana
rahasia perkembangan sebuah sel yang begitu halus sampai menjadi manusia, atau
menjadi binatang atau kayu-kayuan.
Dalam
surat az-zumar ayat 9 dikatakan :
Artinya
:
“katakanlah , apakah sama orang-orang yang
mengetahui (berilmu) dengan orang-orang
yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanya orang-orang yang berkallah yang dapat
menerima pelajaran”
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa
kedudukan orang-orang yang berilmu tidaklah sama dengan orang-orang yang tidak
berilmu.
Adapun ayat yang serupa yaitu surat
ali imran ayat 161-162 :
Artinya
:
“
sesunggunhya dalam penciptaan langit dan
bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang
berakal.”
“yaitu orang-orang yang mengingat allah dalam
keadaan berdiri, duduk, dan dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) ya tuhan kami tiadalah
engkau menciptakan ini dengan sia-sia, maha suci engkau, maka lindungilah kami
dari siksa neraka”
Kandungan ayat diatas yaitu, bagi
orang-orang yang berakal semua ciptaan tuhan merupakan tanda-tanda bagi mereka
untuk mengembangkan suatu ilmu. Seperti penciptaan langit manusia dapat
mewujudkan ilmu perbintangan yang ternyata sangat dibutuhkan oleh manusia.
Dengan
ayat al-qur’an dan didukung oleh hadis dapat dikatakan bahwa islam adalah agama
yang sangat menganjurkan untuk mengembangan ilmu untuk kepentingan dan kemajuan
peradaban.
Wahyu yang disampaikan kepada nabi
saw. Berupa petunjuk dan pedoman hidup. Hanya sangat disayangkan adanya pemikir
orientalis yang mendakwa ajaran islam dengan mengatakan bahwa nabi saw. Tidak
menerima wahyu dari Allah swt. Tetapi beliau sedang dihinggapi penyakit ayan,
namun tuduhan ini tidak masuk akal karena hanya untuk menggoyahkan kepercayaan
umat islam.
Sejak masa nabi muhammad saw. Sampai
dengan masa khulafaurrasyidin ilmu pengetahuan berkembang sesuai dengan
tuntutan zaman. namun,
semua itu merupakan milik Allah swt. Yakni pemilik langit dan bumi beserta
segala isinya.
3.
PENUTUP
Dalam
kisah nabi musa a.s. nabi musa pernah menaiki perahu bersama nabi khidir,
tiba-tiba seekor burung kecil diujung perahu itu meminum air laut, lantas nabi
khiddir berkata kepada nabi musa : “air yang diminum burung tadi adalah kadar
pengetahuan manusia, sedangkan air laut yang masih tinggal itu adalah kadar
pengetahuan Allah”.
Begitulah
nabi khiddir mengumpamakan pengetahuan manusia, meskipun ilmu pengetahuan yang
dicapai manusia saat ini sudah besar namun, itu tidak sebanding dengan
pengetahuan Allah yang pada hakikatnya pemilik alam semesta. Manusia
mendapatkan ilmu pengetahuan melalui wahyu tuhan. Melalui wahyu itulah manusia
dituntun agar menjadi makhluk yang mengetahui dan memahami alam semesta.
Komentar
Posting Komentar